Skip to main content

Membangun Backlink Seni dalam SEO

Ternyata menyenangkan membangun backlink dalam rangka search engine optimization. Kali ini saya ingin membacklink beberapa artikel di blog lain. Mau tahu? Berikut judul-judul artikel yang ingin saya backlink dengan blog yang punya page rank pas-pasan ini. Hehehehe.

Dalam rangka membacklink artikel-artikel di bawah ini, maka artikel MEMBANGUN BACKLINK SENI DALAM SEO ini dibuat. Mungkin ada teman-teman yang mau mencoba juga? silakan.

Artikel-artikel tersebut memang belum belum dikembangkan sebagai artikel yang lengkap. Tunggu sampai masuk halaman utama google, baru diperbaiki. Tapi mulai sekarang mau saya solong dulu, biar sundul gan.

Memang membangun backlink adalah seni tersendiri dalam kegiatan search engine optimization. Harus dipraktekkan dan dicoba. Artikelku Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen di blog ini pernah kaena sandbox, tapi sekarang sudah bisa beredar lagi. :) Harus dicoba. Dicoba. Dan dicoba.

Seni membacklink, mencari backlink yang berkualitas tanpa harus spamming. Nah itu sulitnya. Ayo kita bikin backlink dengan blog kita sendiri. Percayalah blog kita yang dikerjakan serius bisa menjadi pendukung kuat bagi artikel-artikel kita yang ingin masuk dalam peredaran halaman utama google. Dan dengan artikel "Membangun Backlink Seni dalam SEO" ini, semoga artikel yang didukungnya bisa terus melaju ke halaman-halaman pencarian di google dan yahoo dengan baik dan selamat. Semoga.



Comments

Popular posts from this blog

Pagerank

Blog saya Marketing Corner pernah mendapatkan Pagerank 6, tapi tiba-tiba saja menjadi N/A. Mungkin ada semacam koreksi dari google karena ada kesalahan penghitungan dalam algoritmanya. Atau mungkin juga terkena panda atau penguin, saya tidak tahu. Saat ini saya menunggu update page rank google untuk mengetahui apakah N/A untuk blog Marketing Corner akan terus berlanjut. Hehehe. Cuma penasaran aja kok. Bagi teman-teman yang pernah menggunakan SEOquake untuk melihat google pagerank dan alexa rank sekaligus mungkin akan tahu bahwa ternyata banyak juga blog yang N/A dan tetap tampil di halaman satu google bahkan di peringkat satu. Artinya N/A itu bukan pagerank 0 (nol) pagerank terendah, dan masih tetap memiliki power untuk tampil di mesin pencari google dengan gagah. Hanya saja saya masih tetap penasaran dengan N/A pada blog Marketing Corner tersebut. Ada yang bisa memberikan petunjuk? 

Do Follow dan No Follow Link

Sampai saat ini saya jarang, bahkan mungkin tidak pernah menggunakan rel=nofollow saat membuat link ke sebuah situs atau artikel di situs lain. Saya malah menyediakan direktori khusus link untuk teman-teman saya, dan semuanya tidak ada yang no follow. Jika membaca artikel-artikel tentang masalah do follow dan no follow ini, yang seringkali berkaitan dengan masalah Search Engine Optimization dan Page Rank oleh googgle, maka seringkali disarankan untuk membuat rel=nofollow jika membuat link ke luar, karena jika tidak akan membuat pagerank akan menurun. Tapi coba kita cermati blog dari matt cutts sendiri (gunakan klik kanan lihat sumber pada artikel) maka tidak akan anda temukan link yang diberikan no follow oleh matt cuts, kecuali pada kolom komentar, dimana matt cutts memberlakukan no follow otomatis untuk link yang tercantum pada pemberi komentar, sama seperti juga diberlakukan di blogger standar. Sebagai contoh tokoh yang berpengaruh di google dalam membuat link jarang bahkan ti

Pemasaran Internet di Indonesia

Pemasaran internet di Indonesia sudah mulai berkembang sejak akhir tahun 1990-an. Hanya saja perkembangan pemasaran internet ini terganggu oleh banyak tindak kejahatan penipuan menggunakan sarana internet, sehingga mengurangi kepercayaan konsumen untuk melakukan pembelian online. Membangun kepercayaan konsumen untuk melakukan pembelian di internet sungguh tidak mudah, terlebih lagi dengan adanya berita-berita yang mengabarkan risiko yang besar saat berbelanja di internet. Kemudahan berbelanja menggunakan kartu kredit melalui jaringan internet mungkin masih banyak dihindari oleh para konsumen Indonesia. Mereka akan meyakinkan dulu apakah penjual online itu bisa dipercaya. Maka tidak heran jika di Indonesia ada pembelian produk dengan menggunakan istilah "rekber" atau rekening bersama, yang menjadi perantara pembayaran antara penjual dengan pembeli. Seringkali konsumen mudah tergiur dengan bujuk rayu penipu yang menawarkan produk jauh di bawah harga. Mereka mengatakan bahw